Mobilitas
Sosial
Menurut
Paul B. Horton, mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan dari satu kelas
sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari strata yang satu ke
strata yang lainnya. Sementara menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack,
mobilitas sosial adalah suatu gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola
tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial
mencakup sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara
individu dengan kelompoknya.
Dalam
dunia modern, banyak orang berupaya melakukan mobilitas sosial. Mereka yakin
bahwa hal tersebut akan membuat orang menjadi lebih bahagia dan memungkinkan
mereka melakukan jenis pekerjaan yang peling cocok bagi diri mereka. Bila
tingkat mobilitas sosial tinggi, meskipun latar belakang sosial berbeda. Mereka
tetap dapat merasa mempunyai hak yang sama dalam mencapai kedudukan sosial yang
lebih tinggi. Bila tingkat mobilitas sosial rendah, tentu saja kebanyakan orang
akan terkukung dalam status nenek moyang mereka. Mereka hidup dalam kelas
sosial tertutup.
Mobilitas
sosial lebih mudah terjadi pada masyarakat terbuka karena lebih memungkinkan
untuk berpindah strata. Sebaliknya, pada masyarakat yang sifatnya tertutup
kemungkinan untuk pindah strata lebih sulit. Contohnya, masyarakat feodal atau
pada masyarakat yang menganut sistem kasta. Pada masyarakat yang menganut
sistem kasta, bila seseorang lahir dari kasta yang paling rendah untuk
selamanya ia tetap berada pada kasta yang rendah. Dia tidak mungkin dapat
pindah ke kasta yang lebih tinggi, meskipun ia memiliki kemampuan atau
keahlian. Karena yang menjadi kriteria stratifikasi adalah keturunan. Dengan
demikian, tidak terjadi gerak sosial dari strata satu ke strata lain yang lebih
tinggi.
[sunting]
Cara untuk melakukan mobilitas sosial
Secara
umum, cara orang untuk dapat melakukan mobilitas sosial ke atas adalah sebagai
berikut :
*
Perubahan standar hidup
Kenaikan
penghasilan tidak menaikan status secara otomatis, melainkan akan mereflesikan
suatu standar hidup yang lebih tinggi. Ini akan mempengaruhi peningkatan
status.
Contoh:
Seorang pegawai rendahan, karena keberhasilan dan prestasinya diberikan
kenaikan pangkat menjadi Menejer, sehingga tingkat pendapatannya naik. Status
sosialnya di masyarakat tidak dapat dikatakan naik apabila ia tidak merubah
standar hidupnya, misalnya jika dia memutuskan untuk tetap hidup sederhana
seperti ketika ia menjadi pegawai rendahan.
*
Perkawinan
Untuk
meningkatkan status sosial yang lebih tinggi dapat dilakukan melalui
perkawinan.
Contoh:
Seseorang wanita yang berasal dari keluarga sangat sederhana menikah dengan
laki-laki dari keluarga kaya dan terpandang di masyarakatnya. Perkawinan ini
dapat menaikan status si wanita tersebut.
*
Perubahan tempat tinggal
Untuk
meningkatkan status sosial, seseorang dapat berpindah tempat tinggal dari
tempat tinggal yang lama ke tempat tinggal yang baru. Atau dengan cara
merekonstruksi tempat tinggalnya yang lama menjadi lebih megah, indah, dan
mewah. Secara otomatis, seseorang yang memiliki tempat tinggal mewah akan
disebut sebagai orang kaya oleh masyarakat, hal ini menunjukkan terjadinya
gerak sosial ke atas.
*
Perubahan tingkah laku
Untuk
mendapatkan status sosial yang tinggi, orang berusaha menaikkan status
sosialnya dan mempraktekkan bentuk-bentuk tingkah laku kelas yang lebih tinggi
yang diaspirasikan sebagai kelasnya. Bukan hanya tingkah laku, tetapi juga
pakaian, ucapan, minat, dan sebagainya. Dia merasa dituntut untuk mengkaitkan
diri dengan kelas yang diinginkannya.
Contoh:
agar penampilannya meyakinkan dan dianggap sebagai orang dari golongan lapisan
kelas atas, ia selalu mengenakan pakaian yang bagus-bagus. Jika bertemu dengan
kelompoknya, dia berbicara dengan menyelipkan istilah-istilah asing.
*
Perubahan nama
Dalam
suatu masyarakat, sebuah nama diidentifikasikan pada posisi sosial tertentu. Gerak
ke atas dapat dilaksanakan dengan mengubah nama yang menunjukkan posisi sosial
yang lebih tinggi.
Contoh:
Di kalangan masyarakat feodal Jawa, seseorang yang memiliki status sebagai
orang kebanyakan mendapat sebutan "kang" di depan nama aslinya. Setelah
diangkat sebagai pengawas pamong praja sebutan dan namanya berubah sesau dengan
kedudukannya yang baru seperti "Raden"
Dampak
mobilitas sosial
Gejala
naik turunnya status sosial tentu memberikan konsekuensi-konsekuensi tertentu
terhadap struktur sosial masyarakat. Konsekuensi-konsekuensi itu kemudian
mendatangkan berbagai reaksi. Reaksi ini dapat berbentuk konflik. Ada berbagai
macam konflik yang bisa muncul dalam masyarakat sebagai akibat terjadinya
mobilitas.
Dampak
negatif
*
Konflik antarkelas
Dalam
masyarakat, terdapat lapisan-lapisan sosial karena ukuran-ukuran seperti
kekayaan, kekuasaan, dan pendidikan. Kelompok dalam lapisan-lapisan tadi
disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antara kelas-kelas
sosial yang ada di masyarat
Pasted from <http://www.tanyajawab.com/question/mengapa_manusia_membutuhkan_mobilitas_sosial%253F_1516>
boleh Comment gk???
apa eko?
silahkan berpendapat..