SK : Memahami struktur sosial serta berbagai faktor
penyebab konflik dan mobilitas sosial
KD : 1.2 Menganalisis
faktor penyebab konflik sosial dalam masyarakat
KONFLIK SAMPANG DI MADURA
Kamis, 29 Dec 2011
Provokatif & Tak Tahu Diri, Pusat Sekte Syi'ah Sampang Dibakar Oreng Madure |
SAMPANG-MADURA – Dinilai provokatif dan tak tahu diri dalam
menyebarkan ajaran menyimpang kepada umat Islam, pusat sekte Syi'ah di Sampang
Madura diserbu warga.
Kompleks Pesantren Sekte Syi’ah di Dusun Nangkernang,
Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang Madura, dibakar massa,
Kamis pagi (29/12/2011).
Aksi pembakaran pada pukul 09.30 WIB ini, dilakukan
warga sekitar karena warga terusik dan tidak suka dengan keberadaan pesantren
Syiah di sana.
Sambil mengumandangkan takbir, massa membakar
mushalla, madrasah, asrama dan rumah pemimpin Syi’ah Sampang, Tajul Muluk.
Bangunan berupa mushalla, pesantren putra dan putri, rumah pribadi dan salah
satu toko milik Kiai Tajul Muluk, tokoh sekte Syi’ah, yang diduga dibakar
massa, membuat kondisi di kawasan tersebut menarik perhatian masyarakat.
.
..Ajaran yang disebarkan Kiai Tajul Muluk menyimpang
dari ajaran Islam dengan mengajarkandoor to door. Makanya, warga semakin
geram...
Selain itu, 4 truk pasukan dari Polda Jatim, juga
telah memasuki lokasi. Namun lantaran jarak yang tidak bisa dilalui dengan
kendaraan, ratusan polisi dari Sabhara tersebut terpaksa harus jalan kaki
menuju lokasi pembakaran.
Tak ada korban tewas dalam insiden itu, tapi dua kompi
aparat Kepolisian Resor Sampang sempat tidak bisa masuk ke lokasi karena jalan
menuju Nangkernang diblokir massa yang melengkapi diri dengan berbagai senjata
tajam.
Kepala Bagian Operasional
Polres Sampang, Komisaris Zainuri, mengatakan karena kalah jumlah, polisi belum
bisa masuk ke lokasi. “Situasi tidak memungkinkan kami ke lokasi,” ungkapnya.
Senada itu, Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa
Timur, Komisaris Besar Rachmat Mulyana, menyatakan kerusuhan di Sampang sudah
bisa ditangani aparat keamanan setempat. Hingga saat ini, Kepolisian Resort
Sampang secara resmi belum membutuhkan bantuan personel keamanan, baik itu dari
Polres sekitar Sampang maupun dari Polda Jawa Timur.
“Polres Sampang sudah bisa menangani. Kalau diperlukan
Polda siap back-up,” kata Rachmat, Kamis siang, 29/12/2011). Ia membenarkan,
kerusuhan yang terjadi di Sampang sempat meluas karena saat kejadian polisi tak
bisa masuk ke dalam lokasi.
...Ini karena ada provokasi melalui
pengajian-pengajian Syi’ah yang dianggap memancing perkara...
Apalagi, kawasan sekitar kerusuhan diblokir ratusan
orang bersenjata tajam sehingga membuat polisi kewalahan dan tidak bisa masuk
ke sekitar lokasi. Untuk menyiasati hal ini, Polres Sampang sudah berkoordinasi
dengan Komando Distrik Militer Sampang.
“Kapolres, Dandim, dan
Bupati Sampang sudah turun dan bisa meredam suasana,” tambah Rachmat. Kerusuhan
sendiri, tambah dia, setidaknya menyebabkan rumah, sekolah dan sebuah mushalla
milik tokoh sekte Syi’ah, Kiai Tajul Muluk dibakar.
Data resmi kepolisian, dalam insiden itu tak hanya
tempat ibadah, beberapa rumah warga juga turut dibakar massa. “Ada tiga buah
rumah, dan satu mushalla yang notabene ditempati kelompok Syi’ah dibakar,” kata
Rachmat.
Mulyana menambahkan, untuk sementara belum mengetahui
motif tindakan anarki ini. “Kami masih melakukan pendalaman di sana. Belum bisa
menyimpulkan,” ujar dia.
Menurut dia, selain tiga rumah dan satu tempat ibadah
ini, massa juga akan membakar sejumlah rumah lainnya. Namun usaha itu dicegah
oleh aparat. “Kita terus melakukan pendekatan persuasi pada masing-masing
kelompok di sana,” katanya. “Kita sudah menerjunkan anggota kita di sana.”
Menanggapi insiden itu, Pimpinan Wilayah Nahdlatul
Ulama (PWNU) Jawa Timur menyesalkan lemahnya kinerja kepolisian. Untuk
mengatasi konflik yang berkepanjangan, PWNU Jatim menyatakan akan turun tangan
memediasi konflik antara umat Islam dengan penganut sekte Syi’ah.
“Konflik Sunni dan Syi’ah di Sampang itu kasus lama
dan sudah berlangsung dari dulu. Kalau sekarang memanas lagi dan ada
bakar-bakaran, berarti aparat keamanan kecolongan dan tidak bisa meredam
konflik tersebut,” kata Rois Syuriah PWNU Jatim KH Miftachul Akhyar, Kamis
(29/12/2011).
...Aparat keamanan kecolongan dan tidak bisa meredam
konflik tersebut...
PWNU Jatim juga sedang menginvestigasi dugaan
teterlibatan oknum warga Nahdliyin dalam insiden tersebut. “Kami akan melakukan
investigasi terkait kasus itu. Kami belum bisa memastikan apakah NU terlibat
dalam kejadian itu, ini karena Sunni tidak harus dari NU, bisa juga dengan
kelompok lainnya dalam Islam,” tegasnya.
Sekte Syi’ah Provokatif dan Tak Tahu Diri
Menurut warga setempat, insiden pembakaran itu
diprovokasi oleh penyebaran sekte Syi’ah yang dilakukan kepada umat Islam.
“Dianggap ajaran yang disebarkan oleh Kiai Tajul Muluk menyimpang dari ajaran
Islam dengan mengajarkandoor to door. Makanya, warga semakin geram,”
terang Juhaidi (45), salah satu tokoh masyarakat setempat yang berada di lokasi
kejadian.
Sebenarnya, lanjut Juhaidi, konflik antara pengikut
sekte Syi’ah dan umat Islam ini pernah didamaikan beberapa waktu lalu. Namun
akibat Kiai Tajul tetap menyebarkan ajaran sekte Syi’ah di daerahnya, membuat
warga nekad melakukan aksi pembakaran.
Senada itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim
KH Abdusshomad Buchori mengimbau warga pengikut sekte Syi’ah agar tahu diri di
lingkungan umat Islam.
“Kekerasan tidak bisa
dibenarkan atas nama agama. Meski begitu, seharusnya kaum Syi’ah di Sampang
tahu diri kalau tidak bisa diterima mayoritas masyarakat Madura yang basisnya
Sunni (Ahlussunnah wal Jama’ah, red),” tegasnya, Kamis (29/12/2011).
KH Abdusshomad menambahkan, selama ini MUI pusat
bersama MUI Jatim seringkali turun ke Sampang untuk mendamaikan konflik Syi’ah
dan umat Islam yang sudah berlangsung lama. Namun pihak Syi’ah selalu memancing
perkara dengan materi pengajian-pengajian yang provokatif.
“MUI sudah sering mendamaikan mereka, bahkan MUI pusat
sudah turun ke Sampang. Yang terjadi di Sampang mirip seperti kejadian di
Bangil Pasuruan. Ini karena ada provokasi melalui pengajian-pengajian Syi’ah
yang dianggap memancing perkara,” tuturnya.
MUI sudah menyarankan kepada kelompok Syi’ah agar
mengalah dan tidak mengembangkan dan menyebarluaskan ajarannya di Madura. Ini
karena di Madura adalah basisnya kalangan Sunni.
Untuk meredam konflik tersebut, MUI Jatim telah
memerintahkan Ketua MUI Sampang KH Buchori Maksum dan salah satu Ketua MUI
Jatim KH Nuruddin Arahman yang tinggal di Bangkalan, untuk terjun ke TKP untuk
proses mediasi.
...Sy'iah tidak mewajibkan shalat Jumat, azannya
berbeda dengan Islam, dan mengamalkan doktrin kawin kontrak...
KH Abdushomad menilai, konflik antara sekte Syi'ah dan
umat Islam di Sampang sangat sulit untuk didamaikan, karena Sampang merupakan
basis Sunni militan yang sulit menerima adanya aliran Syi'ah di kawasan itu.
"Tidak mungkin didamaikan karena Syiah itu memang tak cocok kalau
dikembangkan di Madura," kata dia. Ketidakcocokan inilah, yang menurut
Abdushomad, memicu adanya konflik berkepanjangan di antara Sunni dan Syiah di
Sampang.
Beberapa masalah yang selama ini menjadi jurang
pemisah dengan Islam, menurut KH Abdusshomad, karena ajaran Syi’ah itu tidak
mau merima riwayat Khalifah Abu Bakar, Umar bin Khatthab dan Usman bin Affan.
Sekte Syi’ah melainkan hanya mengakui Ali bin Abi Thalib.
Akibat tidak diakuinya hadist dari tiga shahabat,
yaitu Abu Bakar, Umar, dan Usman, setidaknya membuat beberapa cara beribadah
dari Syiah sangat berbeda dengan Sunni. Perbedaan itu, misalnya, Syiah
menggabungkan dua shalat antara zuhur dan asar digabung di waktu zuhur, lantas
magrib dan isya digabung pada waktu magrib.
Tak hanya itu, sekte Sy'iah juga tidak mewajibkan
shalat Jumat. Azan salat aliran Syiah juga berbeda dengan Sunni. Dan perbedaan
yang tajam adalah doktrin kawin kontrak yang dipraktikkan Syi'ah. “Mereka juga
tidak mewajibkan untuk shalat Jumat dan membolehkan nikah mut’ah (kawin
kontrak, red),” imbuhnya.
Oleh karena itu, MUI Jawa Timur minta kalau memang
masih mau menyebarkan Syi'ah, para tokoh Syi'ah diharapkan mau mencari lokasi
lain di luar Sampang. "Ini bukan pengusiran, tapi ya harus tahu
dirilah," katanya. [taz/tempo, viva, beritajatim]
Pasted from : (http://www.voa-islam.com/news/indonesiana/2011/12/29/17232/provokatif-tak-tahu-diri-pusat-sekte-syiah-sampang-dibakar-oreng-madure/)
T.u.g.a.s !
- Analisiskan pendapat kamu mengenai konflik yang sampang yang terjadi di Madura!
- Bagaimana pendapat kamu mengenai konflik tersebut, apa penyebab dari konflik tersebut?
- Menurut kamu, bagaimana cara mengatasi konflik yang sering terjadi di indonesia?
=> Tugas diketik, dikumpulkan pada ketua kelas untuk diserahkan kepada guru mata pelajaran
Comments (0)
Post a Comment