Memahami Kebudayaan Pecinan

Labels:


Kawasan Pecinan di Daerah Semarang

Sebagai sebuah negara kepulauan Indonesia dianugrahi berbagai macam kekayaan alam maupun budaya. Kekayaan budaya yang terdapat di Indonesia salah satunya ialah kebudayaan sosial masyarakat keturunan cina yang telah berlangsung lama sebelum bangsa ini berdiri tegak. Indonesia yang multikultur memiliki kewajiban untuk  menjaga tetap  bersatunya berbagai etnis yang hidup di tanah air kita tercinta ini. Di dalam masyarakat yang majemuk terdapat berbagai interaksi social yang berbeda tiap masing-masing daerah.
Semarang
Begitu pula yang terjadi pada masyarakat yang bertempat tinggal di area atau kawasan Pecinan Semarang. Interaksi sosial masyarakat yang majemuk dan berbeda adat istiadat mengharuskan mereka untuk mampu beradaptasi dengan baik agar dapat hidup berdampingan secara serasi dan bertenggang rasa dengan ras lain yang terdapat dalam masyarakat tersebut. Dalam kawasan Pecinan Semarang, terdapat berbagai ras yang menempatinya, antara lain ialah etnis Tiong hoa, warga keturunan arab, serta masyarakat asli pribumi.

Sebagai kawasan yang cukup eksklusif di daerah Semarang, Pecinan menjadi sebuah bagian penting dalam pelestarian budaya serta penggerak ekonomi kota Semarang.
Keberadaan masyarakat Tionghoa di tengah-tengah kehidupan masyarakat pribumi adalah suatu kenyataan yang tidak bisa dipungkiri. Kenyataan ini sudah berlangsung selama bertahun-tahun. Keberadaan  mereka baik secara langsung maupun tidak langsung sangat mempengaruhi  kehidupan sosial dan ekonomi  masyarakat pribumi yang berada di sekitar mereka. Secara kuantitatif, masyarakat Tionghoa merupakan minoritas di tengah masyarakat Indonesia. Hal itu juga berlaku di Semarang. Masyarakat tionghoa di semarang tersebar hampir di seluruh wilayah kota Semarang. Tapi sebagian dari mereka tinggal dan mencari nafkah di kawasan Pecinan. Data BPS provinsi Jawa Tengah menyebutkan bahwa jumlah penduduk Tionghoa di daerah Pecinan kecamatan Semarang Tengah berjumlah 5.401 jiwa. Jumlah penduduk di daerah Pecinan berdasarkan data BPS pada tahun 2007 menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
          Kawasan Pecinan Semarang merupakan kawasan pemukiman masyarakat Cina yang telah datang secara berangsur-angsur ke Semarang sejak bebrapa abad yang lalu. Walaupun tidak diketahui secara pasti kapan orang-orang Cina datang dan bermukim di Indonesia,  beberapa ahli sejarah  seperti Lombard (1996) dan Reid (1999)  menyebutkan bahwa sekitar tahun 1416 sudah terjalin hubungan dagang dan kemaritiman yang cukup aktif antara Cina dan Jawa, yang dalam hal ini adalah kerajaan Majapahit.
Kawasan Pecinan selain dihuni oleh sebagian besar warga keturunan Cina, juga dihuni oleh warga pribumi (etnis Jawa). Warga Pecinan, baik dari etnis Cina maupun Jawa telah berinteraksi dalam dalam waktu yang lama. Interaksi sosial antara warga etnis Cina dengan pribumi tidak selalu  berjalan harmonis. Ketidakharmonisan interaksi sosial ini tercipta oleh berbagai kebijakan pemerintah dari sejak masa kolonial sampai saat ini.
Kebijakan pemerintah kolonial yang memberikan status pada warga Cina sebagai warga  ”Timur Asing”, telah menciptakan stratifikasi sosial dalam masyarakat. Status  sebagai warga ”Timur Asing” menempatkan status warga etnis Cina lebih tinggi dari warga pribumi, tidak terkecuali di lingkungan masyarakat Pecinan Semarang.

Comment (1)

kebudayaan pecinan adalah budaya yang gak boleh kita lewatkan saat kita mengkajinya..........

Post a Comment